Rabu, 18 Desember 2013

Pengertian Etnologi

Etnologi berasal dari kata ethnos artinya bangsa, dan logos artinya pengetahuan atau ilmu, sehingga etnologi berarti ilmu tentang bangsa-bangsa. Di Jerman sering disebut dengan volkerkunde atauvolkenkunde dalam bahasa Belanda. Istilah-istilah itu sekarang sudah diganti menjadi antropologie, dan etnologi itu sendiri menjadi bagian dari ilmu antropologi.
Etnologi terbagi menjadi 2 golongan penelitian dalam penelitian suku bangsa yaitu:

Selasa, 27 November 2012

Konflik Sosial

         Konflik merupakan salah satu bagian dalam interaksi sosial yang berbentuk disosiatif. Konflik ini jika dibiarkan berlarut-larut dan berkepanjangan serta tidak segera ditangani akan menimbulkan terjadinya disintegrasi sosial suatu bangsa. Suatu keadaan yang memiliki peluang besar untuk timbulnya konflik adalah perbedaan. Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan kepentingan.
1. Pengertian
             Sebelum lebih jauh berbicara tentang konflik ada baiknya diketahui dulu arti konflik. Beberapa ahli memberikan definisi tentang konflik dari sudut pandang masing-masing. Berikut ini adalah pendapat mereka tentang pengertian konflik.
a. Berstein (1965)
Menurut Berstein, konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.
b. Robert M.Z. Lawang
Menurut Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, kekuasaan, di mana tujuan mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
c. Ariyono Suyono
Menurut Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.

Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial

Unsur-unsur dalam stratifikasi sosial adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan unsur pokok dalam stratifikasi sosial. Status menunjukkan tempat atau posisi seseorang dalam masyarakat. Peranan merupakan suatu tingkah laku atau tindakan yang diharapkan dari seorang individu yang menduduki status tertentu.
a. Kedudukan (Status)
Kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola atau kelompok sosial. Dengan demikian, seseorang dapat memiliki lebih dari satu status. Hal itu disebabkan seseorang biasanya hidup dalam beberapa pola kehidupan atau menjadi anggota dalam berbagai kelompok sosial. Misalnya, Dina seorang pelajar sebuah SMA. Selain sebagai seorang pelajar, Dina juga menjadi ketua OSIS, dan anggota Palang Merah Remaja. Di rumah, Dina sebagai seorang anak, seorang kakak dari dua adiknya. Selain itu, Dina juga menjadi sekretaris karang taruna di kampungnya. Dengan demikian, Dina memiliki lebih dari satu status.
Untuk mengukur status seseorang, menurut Pitirim A. Sorokin dapat dilihat pada hal-hal sebagai berikut.
1) jabatan atau pekerjaan;
2) pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan;
3) kekayaan;
4) politis;
5) keturunan;
6) agama.
        Status pada dasarnya dibedakan atas status yang bersifat objektif dan subjektif. Status yang bersifat objektif disertai dengan hak dan kewajiban yang terlepas dari individu. Sementara itu, status yang bersifat subjektif adalah status yang menunjukkan hasil dari penilaian orang lain di mana sumber status yang berhubungan dengan penilaian orang lain tidak selamanya konsisten untuk seseorang.
        Dalam masyarakat sering kali kedudukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu ascribed status dan achieved status.
1) Ascribed status adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan seseorang karena kedudukan tersebut diperoleh berkat kelahiran. Dengan kata lain, status yang diperoleh dengan sendirinya
atau status yang diperoleh tanpa inisiatif sendiri. Status ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial

         Setiap lapisan dalam susunan tertentu mempunyai sifat dan kesatuannya sendiri. Namun demikian, setiap lapisan memiliki sifat yang menghubungkan suatu lapisan dengan lapisan yang berada di bawah atau di atasnya. Secara sederhana, stratifikasi sosial terbagi ke dalam tiga lapisan, yaitu lapisan atas (upper), lapisan menengah (middle), dan lapisan bawah (lower). Bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat ada bermacam-macam, seperti stratifikasi ekonomi, stratifikasi politik, dan stratifikasi sosial.
a. Stratifikasi Ekonomi
Stratifikasi ekonomi dapat dilihat dari segi pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan. Stratifikasi ekonomi mendasarkan pelapisan pada faktor ekonomi. Jadi, orang-orang yang mampu memperoleh kekayaan ekonomi dalam jumlah besar akan menduduki lapisan atas. Sebaliknya, mereka yang kurang atau tidak mampu akan menduduki lapisan bawah. Dengan demikian, kemampuan ekonomi yang berbeda menyebabkan terjadinya stratifikasi ekonomi.
Golongan masyarakat yang menduduki lapisan atas dalam stratifikasi ekonomi, misalnya pengusaha besar, pejabat, dan pekerja profesional yang memiliki penghasilan besar. Sementara itu, golongan yang menduduki lapisan sosial paling bawah, antara lain gelandangan, pengemis, pemulung, dan buruh tani. Stratifikasi ekonomi bersifat terbuka karena
memungkinkan bagi masyarakat untuk pindah ke lapisan sosial yang lebih tinggi jika mampu dan berprestasi.
 
Penarik becak                                                                                              Pegawai kantor
Sumber : www trekearth.com.
b. Stratifikasi Sosial
Pelapisan jenis ini berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. Menurut Max Weber, manusia dikelompokkan dalam kelompok-kelompok status berdasar atas ukuran kehormatan. Kelompok status ini, didefinisikan Weber sebagai kelompok yang anggotanya memiliki gaya hidup tertentu dan mempunyai tingkat penghargaan sosial dan kehormatan sosial tertentu. Pembagian pelapisan pada kriteria sosial maksudnya adalah stratifikasi, antara lain dalam arti kasta, pendidikan, dan jenis pekerjaan.

Sifat Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial dalam masyarakat ada yang bersifat tertutup dan terbuka. Sifat stratifikasi sosial tersebut adalah sebagai berikut.
a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Pada stratifikasi sosial tertutup membatasi kemungkinan berpindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain baik yang merupakan gerak ke atas dan gerak ke bawah. Satu-satunya jalan untuk menjadi anggota dalam stratifikasi sosial tertutup adalah kelahiran. Stratifikasi sosial tertutup terdapat dalam masyarakat feodal dan masyarakat berkasta.
1) Sistem Kasta dalam Masyarakat India
Sistem kasta dalam masyarakat India telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Apabila ditelaah, pada masyarakat India sistem lapisan masyarakatnya sangat kaku dan menjelma dalam diri kasta-kasta. Kasta-kasta di India mempunyai ciriciri tertentu, sebagai berikut.
a) Keanggotaan pada kasta diperoleh karena warisan atau kelahiran sehingga anak yang lahir memperoleh kedudukan yang sama dengan orang tuanya.
b) Keanggotaan yang diwariskan berlaku seumur hidup. Untuk itu, seseorang tidak mungkin mengubah kedudukannya kecuali apabila ia keluar dari kastanya.
c) Perkawinan bersifat endogami, yaitu dipilih dari orang yang sekasta.
d) Hubungan dengan kelompok-kelompok lainnya bersifat terbatas.
e) Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan.
f) Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.

Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial dalam masyarakat terjadi karena adanya sesuatu yang dihargai dalam masyarakat. Sepanjang masyarakat memberikan penghargaan terhadap sesuatu yang dianggap lebih, maka stratifikasi sosial di masyarakat tetap akan ada. Sesuatu yang dipandang berharga, antara lain
a. uang;
b. tanah;
c. benda-benda bernilai ekonomis;
d. kekuasaan;
e. ilmu pengetahuan;
f. keturunan;
g. pekerjaan;
h. kesalehan dalam agama.
Secara umum, pembentukan stratifikasi sosial dalam masyarakat didasari oleh beberapa kriteria berikut ini.

Pengertian Stratifikasi Sosial

Seorang sosiolog, Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa sistem lapisan sosial merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Mereka yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah banyak akan dianggap berkedudukan dalam lapisan atas. Sedangkan mereka yang sedikit atau sama sekali tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat dianggap mempunyai kedudukan rendah. Pelapisan sosial atau stratifikasi atau social stratification berasal dari kata stratification dan social. Stratification berasal dari kata stratum (jamaknya strata) yang berarti lapisan.
Mengenai stratifikasi sosial, Pitirim A. Sorokin memberikan definisi bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis). Dengan demikian, ada kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Menurut Sorokin, inti dan dasar stratifikasi sosial adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat. Selain Pitirim A. Sorokin, banyak ahli sosiologi yang memberikan definisi tentang stratifikasi sosial. Pendapat mereka adalah sebagai berikut.