Setiap lapisan dalam susunan tertentu
mempunyai sifat dan kesatuannya sendiri. Namun demikian, setiap lapisan memiliki
sifat yang menghubungkan suatu lapisan dengan lapisan yang berada di bawah atau
di atasnya. Secara sederhana, stratifikasi sosial terbagi ke dalam tiga
lapisan, yaitu lapisan atas (upper), lapisan menengah (middle),
dan lapisan bawah (lower). Bentuk
stratifikasi sosial dalam masyarakat ada bermacam-macam, seperti stratifikasi
ekonomi, stratifikasi politik, dan stratifikasi sosial.
a. Stratifikasi Ekonomi
Stratifikasi ekonomi dapat dilihat dari segi pendapatan, kekayaan,
dan pekerjaan. Stratifikasi ekonomi mendasarkan pelapisan pada faktor ekonomi.
Jadi, orang-orang yang mampu memperoleh kekayaan ekonomi dalam jumlah besar
akan menduduki lapisan atas. Sebaliknya, mereka yang kurang atau tidak mampu
akan menduduki lapisan bawah. Dengan demikian, kemampuan ekonomi yang berbeda
menyebabkan terjadinya stratifikasi ekonomi.
Golongan masyarakat yang menduduki lapisan atas dalam stratifikasi
ekonomi, misalnya pengusaha besar, pejabat, dan pekerja profesional yang
memiliki penghasilan besar. Sementara itu, golongan yang menduduki lapisan sosial paling bawah,
antara lain gelandangan, pengemis, pemulung, dan buruh tani. Stratifikasi ekonomi bersifat terbuka karena
memungkinkan bagi masyarakat untuk pindah ke lapisan sosial
yang lebih tinggi jika mampu dan berprestasi.
Penarik becak Pegawai
kantor
Sumber : www trekearth.com.
b. Stratifikasi Sosial
Pelapisan jenis ini berhubungan dengan status atau kedudukan
seseorang dalam masyarakat. Menurut Max Weber, manusia dikelompokkan dalam
kelompok-kelompok status berdasar atas ukuran kehormatan. Kelompok status ini,
didefinisikan Weber sebagai kelompok yang anggotanya memiliki gaya hidup
tertentu dan mempunyai tingkat penghargaan sosial dan kehormatan sosial
tertentu. Pembagian pelapisan pada kriteria sosial maksudnya adalah
stratifikasi, antara lain dalam arti kasta, pendidikan, dan jenis pekerjaan.
Stratifikasi sosial berdasarkan kasta dapat dijumpai pada
masyarakat India. Masyarakat India menjalankan sistem kasta secara ketat dan
kaku. Sistem kasta ini didasarkan pada agama Hindu. Dalam sistem kasta tidak
memungkinkan bagi seseorang untuk dapat pindah dari satu lapisan ke lapisan
yang lainnya. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria pendidikan karena orang-orang
di dalam sangat menghargai pendidikan sehingga menempatkan mereka yang
berpendidikan tinggi ke dalam kedudukan yang tinggi pula. Stratifikasi sosial
bidang pendidikan bersifat terbuka, artinya seseorang dapat naik pada tingkat
yang lebih tinggi apabila dia mampu dan berprestasi.
Stratifikasi pendidikan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1)
pendidikan sangat tinggi, antara lain doktor dan profesor;
2) pendidikan tinggi, antara lain sarjana dan
mahasiswa;
3)
pendidikan menengah adalah mereka yang mengenyam bangku SMA;
4) pendidikan rendah adalah mereka yang mengenyam pendidikan
hanya sampai tingkat SD dan SMP;
5) tidak berpendidikan atau buta huruf.
c. Stratifikasi Politik
Indikator yang digunakan untuk membedakan masyarakat berdasarkan
dimensi politik adalah kekuasaan. Jadi, politik identik dengan kekuasaan. Mereka
yang memiliki kekuasaan terbesar akan menduduki lapisan sosial atas. Begitu pula
sebaliknya, yang sedikit bahkan sama sekali tidak memiliki
kekuasaan
akan berada pada lapisan bawah. Kekuasaan adalah kemampuan untuk memengaruhi
individu-individu lain dan memengaruhi pembuatan keputusan kolektif.
Robert D. Putnam mengatakan
bahwa kekuasaan adalah probabilitas untuk memengaruhi alokasi nilai-nilai
otoritatif. Sementara itu, menurut Max Weber, kekuasaan adalah peluang
bagi seseorang atau sejumlah orang untuk mewujudkan keinginan mereka sendiri
melalui suatu tindakan komunal meskipun mengalami tentangan dari orang lain
yang ikut serta
dalam
tindakan komunal itu. Dalam masyarakat, pembagian kekuasaan yang tidak merata
sudah terjadi sejak lama. Menurut Gaetano Mosca, dalam setiap masyarakat
selalu terdapat dua kelas penduduk,yaitu kelas penguasa dan kelas yang
dikuasai. Kelas penguasa jumlahnya lebih sedikit daripada kelas yang dikuasai.
Kelaspenguasa menjalankan semua fungsi politik, memonopolikekuasaan, dan
menikmati keuntungan yang diberikan oleh
kekuasaan
itu.
Menurut Vilfredo Pareto ada beberapa asas yang mendasar terbentuknya
stratifikasi sosial berkaitan dengan kekuasaan politik, yaitu:
1) kekuasaan politik, seperti halnya barang-barang sosial lainnya
didistribusikan dengan tidak merata;
2) pada hakikatnya orang yang dikelompokkan dalam dua kelompok,
yaitu mereka memiliki kekuasaan politikpenting dan mereka yang tidak
memilikinya;
3) secara internal, elite itu bersifat homogen, bersatu, dan memiliki
kesadaran kelompok;
4) elite mengatur sendiri kelangsungan hidupnya dan keanggotaannya
berasal dari lapisan masyarakat yang sangat terbatas;
5)
kelompok elite pada hakikatnya bersifat otonom, kebal akan gugatan dari siapa
pun di luar kelompoknya mengenai keputusan-keputusan yang dibuatnya. Namun
demikian, asas-asas tersebut lebih banyak digunakan oleh pemerintahan yang
diktator. Negara demokratis, kekuasaan telah didistribusikan lebih terfragmentasi
ke berbagai kelompok. Siapa pun yang berkuasa biasanya akan selalu dikontrol
oleh kelompok-kelompok yang
ada di luar sistem.
Vilfredo Pareto (1848 - 1923)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar